Semuanya yang perlu dipahami dari blockchain

Semua yang perlu di pahamidari blockchain


Apasih yang perlu di pahami dari blockchain?

Bila kamu sudah mengetahui perbankan, investasi, atau cryptocurrency hampir sepuluh tahun terakhir, kamu bisa jadi sudah mengetahui istilah "blockchain," teknologi pencatatan di balik jaringan Bitcoin.

POIN PENTING

• Blockchain yaitu sejenis database tertentu.

• Itu tidak sama dengan database biasa      untuk cara menyimpan informasi; blockchain menyimpan data pada blok yang akan di susun menjadi satu.
 
• Ketika data baru masuk, itu akan disimpan ke dalam blok baru. Sesudah blok diisi dengan data, blok itu dirantai ke blok sebelumnya, yang membuat data disusun bersamaan pada urutan kejadian.

• Beberapa jenis informasi bisa disimpan di blockchain namun penggunaan yang sangat sering selama ini hanyalah untuk buku besar dari transaksi.
 
• Pada kasus Bitcoin, blockchain diperuntukan menggunakan cara yang terdesentralisasi membuat tidak ada satu orang atau kelompok yang mempunyai kontrol — sebaliknya, setiap pemakai akan secara kolektif memiliki kontrol.

• Blockchain terdesentralisasi tidak bisa diubah, yang artinya iyalah data yang diberikan tidak dapat di rubah. Pada Bitcoin, ini sebenarnya suatu transaksi di tulis secara permanen dan bisa di ketahui sama siapapun.

Apa itu Blockchain?

Blockchain sepertinya rumit, dan memang bisa, namun gambaran intinya sungguh sederhana. Blockchain yaitu jenis database. Supaya bisa mengerti blockchain, ada bagusnya kita memahami apa itu database yang sesungguhnya lebih dulu .


Database ialah sekumpulan informasi yang disimpan secara elektronik di sistem komputer. Informasi, atau data, dalam database umumnya dibuat dalam format tabel agar mempermudah menemukan dan pemfilteran informasi tertentu. Apa bedanya orang yang memakai spreadsheet untuk menyimpan informasi daripada database?


Spreadsheet dibuat hanya kepada satu orang, atau sekelompok kecil orang, yang menyimpan dan mengakses informasi pada jumlah yang terbatas. Namun, database dirancang supaya dapat menyimpan sebagian besar informasi yang bisa diakses, difilter, dan dimanipulasi dengan cepat dan gampang oleh beberapa pemakai secara bersamaan.


Database besar bisa sampai sini dengan menyimpan data di server yang dibuat dari komputer yang besar. Server ini juga bisa dirancang memakai ratusan sampai ribuan komputer supaya mempunyai daya komputasi dan kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan oleh banyak pemakai supaya dapat mengakses database secara bersamaan. Walaupun spreadsheet atau database dapat diakses bagi beberapa orang, tetapi sering kali hanya dimiliki oleh bisnis dan dikelola oleh individu yang memiliki kontrol penuh atas cara penggunaanya juga data di dalamnya.


Jadi, apa perbedaan blockchain dari database?

Struktur Penyimpanan

Beberapa perbedaan mencolok antara database biasa dan blockchain ialah cara data tersusun. Blockchain menggabungkan informasi bersama ke dalam kelompok, bisa ketahui sebagai blok, yang menyimpan kumpulan informasi. Blok mempunyai kapasitas penyimpanan tertentu dan, saat masukan, dirantai ke blok yang sebelumnya dimasukan, membuat rantai data yang diketahui sebagai "blockchain". Segala informasi baru yang mengikuti blok yang baru diberikan dikompilasi membentuk blok yang baru dibentuk yang lalu akan akan ditambahkan ke rantai setelah diisi.


Database menyusun datanya membentuk tabel namun blockchain, seperti namanya, menyusun datanya menjadi potongan (blok) yang disusun bersama. Ini menjadikanya sebagai semua blockchain adalah database namun tidak semua database adalah blockchain. Sistem ini juga secara inheren membagun garis waktu data yang tidak bisa diganti ketika dilaksanakan dalam sifat terdesentralisasi. Pada saat suatu blok terisi maka akan membuat batu lalu menjadi bagian dari garis waktu itu. Semua blok dalam rantai diberi stempel waktu yang tepat ketika dimasukan ke rantai.


Desentralisasi

Supaya tujuan mengerti blockchain, sungguh penting untuk mengetahuinya didalam konyeks seperti apa hal itu telah diimplementasikan oleh Bitcoin. Seperti database, Bitcoin memerlukan bayak komputer untuk menyimpan blockchainnya. Bagi Bitcoin, blockchain hanyalah jenis database tertentu yang menyimpan setiap transaksi Bitcoin yang pernah terjadi. Dalam kasus Bitcoin, dan bukan seperti pada umumnya database, komputer-komputer itu tidak seluruhnya berada di atap yang sama, beberapa komputer atou kumpulan komputer akan di operasikan oleh orang yang berbeda dan memiliki keunikan tersendiri. 


Bayangkan satu perusahaan pempunyai server yang terdiri dari 10.000 komputer dengan database yang menyimpan segala informasi akun kliennya. Perusahaan itu mempunyai ruangan yang dipenuhi semua komputer dalam satu bangunan dan mempunyai kontrol penuh pada masing-masing komputer itu dan segala informasi yang ada di dalamnya. Begitu juga, Bitcoin terdapat ribuan komputer, namun masingmasing komputer atau kelompok komputer yang mengunakan blockchain berada di lokasi geografis yang tidak sama dan segalanya dikerjakan oleh individu atau kelompok orang yang terpisah. Komputer yang menyusun jaringan Bitcoin ini disebut node.


Dengan bentuk itu, blockchain Bitcoin digunakan dengan cara yang terdesentralisasi. Tetapi, blockchain pribadi dan terpusat, di mana komputer yang membentuk jaringannya dioperasikan oleh satu entitas pemilik, memang ada.


Pada blockchain, setiap node mempunyai catatan lengkap dari data yang telah disimpan di blockchain sejak awal. Untuk Bitcoin, data adalah keseluruhan sejarah dari seluruh transaksi Bitcoin. Bila satu node mempunyai kesalahan dalam datanya, ia bisa memakai ribuan node lainnya sebagai titik referensi untuk mengoreksi dirinya sendiri. Mengunakan cara ini, tidak ada satu node pun pada jaringan yang bisa merubah informasi yang ada di dalamnya. Oleh karna itu, riwayat transaksi di semua blok yang membentuk blockchain Bitcoin tidak dapat diubah.


Bila ada pengguna merubah catatan transaksi Bitcoin, seluruh node akan saling melalukan referensi silang dan dengan gampang mengetahui informasi yang salah pada node tersebut. Sistem ini menolong menentukan urutan kejadian yang tepat dan transparan. Bagi Bitcoin, informasi ini adalah daftar transaksi, namun punya kemungkinan untuk blockchain dapat menyimpan berbagai informasi seperti kontrak hukum, identifikasi negara, atau inventaris produk perusahaan.


Supaya bisa mengubah cara kerja sistem, atau informasi yang berada di dalamnya, sebagian besar daya komputasi jaringan yang terdesentralisasi harus menyetujui perubahan tersebut. Untuk memastikan bila perubahan apa pun yang terjadi ialah demi kepentingan mayoritas.


Transparansi

Karena sifat blockchain Bitcoin yang terdesentralisasi, semua transaksi bisa disaksikan dengan transparan boleh baik dengan mempunyai node pribadi maupun dengan memakai pencarian blockchain yang membuat setiap orang dapat melihat transaksi yang terjadi secara langsung. Semua node mempunyai salinan rantai masing masing yang diperbarui saat blok baru dikonfirmasi dan ditambahkan. Tandanya, jika kita ingin, kita bisa melacak Bitcoin di mana pun dia berada.


Contohnya, ketika bursa diretas di masa lalu di mana orang yang memegang Bitcoin di bursa kehilangan semuanya. Waloupun peretas sepenuhnya anonim, Bitcoin yang mereka ekstrak bisa dengan gampang dilacak. Bila Bitcoin yang diretas pada sebagian peretasan itu dialihkan atau dihabiskan di suatu lokasi, itu akan diketahui.


Apakah Blockchain Aman?

Teknologi blockchain memperhitungkan masalah keamanan dan kepercayaan dengan beberapa cara. Pertama, blok baru akan disimpan secara linier dan kronologis. Artinya, mereka selalu ditambahkan ke "akhir" dari blockchain. Bila kita menyaksikan blockchain Bitcoin, kita akan menyaksikan bahwa semua blok mempunyai posisi di rantai, yang disebut "ketinggian". Hingga November 2020, ketinggian blok sudah mencapai 656.197 blok sejauh ini.


Sesudah satu blok ditambahkan ke akhir blockchain, sangat sulit untuk kembali dan mengubah konten blok kecuali mayoritas mencapai konsensus untuk melakukannya. Itu karena setiap blok berisi hashnya sendiri, bersama dengan hash blok sebelumnya, serta stempel waktu yang disebutkan sebelumnya. Kode hash dibuat oleh fungsi matematika yang mengubah informasi digital menjadi rangkaian angka dan huruf. Jika informasi itu diedit dengan cara apa pun, kode hash juga berubah.


Inilah mengapa itu penting untuk keamanan. Katakanlah seorang peretas ingin mengubah blockchain dan mencuri Bitcoin dari orang lain. Jika mereka mengubah satu salinan mereka sendiri, itu tidak akan lagi sejalan dengan salinan orang lain. Ketika semua orang mereferensikan salinan mereka satu sama lain, mereka akan melihat salinan yang satu ini menonjol dan rantai versi peretas itu akan dibuang sebagai tidak sah.


Sukses dengan peretasan seperti itu akan memaksa peretas secara keseluruhan mengontrol dan merubah 51% salinan blockchain sampai salinan baru mereka menjadi salinan mayoritas dan dengan begitu, rantai yang disetujui. Serangan seperti itu juga bisa memakan sebagian besar dana dan sumber daya karena mereka butuh mengulang semua blok karena mereka kini mempunyai stempel waktu dan kode hash yang berbeda.


Karena ukuran jaringan Bitcoin dan seberapa kencang pertumbuhannya, biaya untuk melakukan prestasi seperti itu mungkin tidak dapat diatasi. Bukan hanya ini akan sangat mahal, namun juga kemungkinan besar tidak bisa memberikan hasil. Mengerjakan hal semacam itu tidak luput dari pantouan, karena anggota jaringan pasti menyaksikan perubahan mencolok pada blockchain. Anggota jaringan selanjutnya akan berpindah ke rantai versi baru yang tidak terpengaruh.


Ini akan membuat versi Bitcoin yang diserang menurun nilainya, membuat serangan itu pada akhirnya tida berguna karena pemeran kejahatan mempunyai kontrol atas aset yang tidak bernilai. Hal yang sama akan terjadi bila pemeran kejahatan menyerang fork baru Bitcoin. Yang dibangun menggunakan cara itu sehingga mengambil bagian pada jaringan jauh akan memiliki insentif secara ekonomi daripada menyerangnya.


Bitcoin vs. Blockchain

Tujuan dari blockchain adalah untuk memungkinkan informasi digital dicatat dan didistribusikan, tetapi tidak diedit. Teknologi Blockchain pertama kali diuraikan pada tahun 1991 oleh Stuart Haber dan W. Scott Stornetta, dua peneliti yang ingin menerapkan sistem di mana stempel waktu dokumen tidak dapat dirusak. Tetapi baru hampir dua dekade kemudian, dengan peluncuran Bitcoin pada Januari 2009, blockchain tersebut mempunyai aplikasi dunia nyata pertamanya.


Protokol Bitcoin dirancang di atas blockchain. Pada makalah penelitian yang memperkenalkan mata uang digital, pencipta nama samaran Bitcoin, Satoshi Nakamoto, mengatakanya sebagai "sistem uang elektronik baru yang sepenuhnya peer-to-peer, tanpa pihak ketiga tepercaya."


Hal utama yang wajib dimengerti di sini ialah teryata Bitcoin hanya menggunakan blockchain menjadi sarana untuk menulis buku besar pembayaran secara transparan, namun blockchain bisa, secara teori, digunakan untuk merekam beberapa poin data dengan permanen. Seperti yang prnah dibahas di atas, itu boleh pada bentuk transaksi, suara dalam pemilu, inventaris produk, identifikasi negara, akta rumah, dan banyak lagi.


Sekarang ini, ada banyak jenis proyek berbasis blockchain yang bisa mengimplementasikan blockchain mengunakan cara menolong masyarakat selain sekedar mencatat transaksi. Salah satu kasus yang bagus ialah blockchain digunakan untuk cara yang memberikan suara dalam pemilihan yang demokratis. Sifat kekekalan blockchain berarti bahwa pemungutan suara yang curang akan menjadi sangat sulit terjadi.


Contohnya, sistem pemungutan suara bisa berfungsi membuat warga negara suatu negara bisa diberi satu mata uang kripto atau token. Setiap kandidat selanjutnya diberikan alamat dompet tertentu, dan pemilih bisa mengirim token atau crypto mereka ke alamat kandidat siapa pun yang mau mereka pilih. Sifat blockchain yang transparan dan bisa dilacak dengan menyingkirkan keperluan sebagai penghitungan suara manusia serta keahlian aktor jahat yang merusak surat suara fisik.


Blockchain vs. Bank

Bank dan blockchain terdesentralisasi jauh berbeda. Untuk mengetahui bagaimana bank berbeda dengan blockchain, kita bisa bedakan sistem perbankan dengan implementasi blockchain Bitcoin.


Seperti apa Blockchain diterapkan?

Seperti yang kita lihat saat ini, blok dalam blockchain Bitcoin menyimpan data tentang transaksi moneter. Namun kenyataanya blockchain sesungguhnya ialah cara yang terbaik dalam menyimpan data dengan jenis transaksi lain juga.


Sebagian perusahaan yang sudah mengunakan blockchain termasuk Walmart, Pfizer, AIG, Siemens, Unilever, dan beberapa lainnya. Contohnya, IBM telah membuat blockchain. Food Trust  guna melacak rute perjalanan yang dipilih produk makanan agar sampai ke lokasinya.


Mengapa mengerjakan itu? Industri makanan telah melihat wabah e Coli, salmonella, listeria, dan bahan berbahaya yang tak terhingga jumlahnya yang dengan kebetulan disajikan ke dalam makanan. Di masa lalu, butuh waktu berminggu-minggu supaya bisa mengetahui sumber wabah itu atau penyebab penyakit dari apa yang dimakan orang.


Menggunakan blockchain memberi lebel keahlian dalam melacak rute produk makanan dari asalnya, melalui setiap persinggahan yang dilakukanya, sampai tujuan pengirimannya. Bila makanan didapatkan terkontaminasi maka bisa ditelusuri kebelakang menggunakan setiap pemberhentian ke asalnya. Bukan hanya itu, perusahaan-perusahaan itu saat ini juga bisa menyaksikan berbagi macam kemungkinnan yang berhubungan dengannya, memungkinkan identifikasi masalah menjadi lebih cepat, berpeluang menyelamatkan nyawa. Itu adalah sebagian kecil contoh blockchain pada praktiknya, namu memiliki banyak bentuk implementasi blockchain lainnya.


Perbankan dan Keuangan

Bisa jadi tidak memiliki industri yang mendapatkan keuntungan dari mengintegrasikan blockchain ke dalam operasi bisnisnya lebih dari perbankan. Lembaga keuangan hanya beroperasi sesuai jam kerja, lima hari seminggu. Berarti, bila kita mencoba menyetorkan cek di hari Jumat pukul 6 sore, kemungkinan besar kita mesti menunggu hingga Senin pagi supaya bisa menyaksikan bahwa uang masuk ke rekening kita. Bahkan bila kita melaksanakan penyetoran di saat jam kerja, transaksi masih bisa menyita waktu satu sampai tiga hari untuk diverifikasi disebabkan banyaknya volume transaksi yang harus diselesaikan oleh bank. Blockchain, di sisi lain, tidak pernah tidur.


Dengan mengintegrasikan blockchain ke pada bank, pelanggan bisa menyaksikan transaksi mereka diproses hanya dalam 10 menit, pada intinya waktu yang dibutuhkan ketika menambahkan blok ke blockchain, meskipun dari hari libur atau waktu lain atau minggu. Dengan blockchain, bank juga mempunyai peluang dalam menukar uang antar institusi dengan lebih cepat dan aman. Pada bisnis perdagangan saham contohnya, proses ahir dan kliring bisa mengunakan waktu sampai tiga hari (bisa lebih lama bila diperdagangkan secara internasional), berarti uang dan saham dibekukan untuk jangka waktu tersebut.


Menyadari besarnya angka yang terlibat, bahkan beberapa hari dana di perjalanan bisa membuat biaya dan risiko yang signifikan bagi bank. Bank Eropa Santander dan mitra penelitiannya menempatkan potensi penghematan pada $ 15 miliar hingga $ 20 miliar setahun.  Capgemini, sebuah konsultan Prancis, memperkirakan bahwa pelanggan dapat berhemat sampai $ 16 miliar pada biaya perbankan dan asuransi setiap tahun  melalui aplikasi berbasis blockchain.


Mata uang

Blockchain membentuk fondasi untuk cryptocurrency seperti Bitcoin. Dolar AS dikontrol oleh Federal Reserve. Di bawah sistem otoritas pusat, data dan mata uang pengguna secara teknis sesuai dengan kemauan bank atau pemerintah mereka. Bila bank pemakai diretas, informasi pribadi penguna sangat berisiko. Bila bank pengguna bangkrut atau mereka berada di negara dengan pemerintahan yang tidak stabil, nilai mata uang mereka mungkin terancam. Di tahun 2008, sebagian bank yang kekurangan uang ditolong beberapa dengan menggunakan dana pembayar pajak. Itu adalah kegelisahan dari mana Bitcoin pada awalnya dipahami dan dikembangkan.


Dengan menyebarkan operasinya ke seluruh jaringan komputer, blockchain menjadikan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya bekerja tanpa membutuhkan otoritas pusat. Ini bukan hanya meminimalisir risiko namun juga menghapus banyak biaya pemrosesan dari transaksi. Ini juga bisa memberikan mata uang yang tidak stabil atau infrastruktur keuangan kepada mereka yang tinggal di negara-negara dengan mata uang yang tidak stabil atau infrastruktur keuangan yang lebih stabil dengan lebih banyak aplikasi dan jaringan yang lebih luas dari individu dan institusi yang bisa mereka ajak berbisnis, baik secara domestik maupun internasional.


Memakai dompet cryptocurrency sebagai rekening tabungan atau sebagai alat bertransaksi sungguh bermanfaat bagi mereka yang tidak mempunyai identifikasi negara. Beberapa negara mungkin dilanda perang atau mempunyai pemerintah yang tidak mempunyai infrastruktur nyata untuk melakukan identifikasi. Masarakat negara semacam itu mungkin tidak mempunyai akses ke rekening tabungan atau perantara dan oleh sebab itu, tidak punya cara menyimpan harta dengan aman.


Kesehatan

Penyedia perawatan kesehatan bisa mengunakan blockchain untuk menyimpan catatan medis pasien mereka dengan aman. Disaat rekam medis dibuat dan ditandatangani, rekam medis bisa dicatat ke sebuah blockchain, yang menunjukan bukti dan keyakinan untuk pasien bahwa rekam medis tidak bisa diubah. Catatan kesehatan pribadi ini bisa dikodekan dan disimpan di blockchain mengunakan kunci pribadi, sehingga hanya bisa diakses oleh individu tertentu, dengan begitu bisa memastikan privasi.


Catatan Properti

Bila Anda pernah menghabiskan waktu di Kantor Perekam setempat, Anda bisa mengerti sesungguhnya proses pencatatan hak milik membebani dan tidak efisien. Saat ini, akta fisik mesti diberikan ke pegawai pemerintah di kantor pencatatan daerah, di mana akta itu secara manual dimasukkan ke dalam database pusat dan di indeks publik kabupaten. Pada kasus sengketa properti, klaim atas properti harus direkonsiliasi dengan indeks publik.


Proses ini bukan hanya mahal dan membuang waktu — namun juga penuh dengan keteledoran manusia, di setiap ketidakakuratan menjadikan pelacakan kepemilikan properti menjadi kurang efisien. Blockchain berpotensi menghilangkan kebutuhan dalam memindai dokumen dan melacak file fisik di kantor pencatatan daerah. Bila hak milik properti disimpan dan diverifikasi di blockchain, pemilik bisa yakin bahwa akta mereka akurat dan dicatat secara permanen.


Pada negara-negara yang dilanda perang atau daerah yang tidak mempunyai infrastruktur pemerintah atau keuangan, dan pastinya tidak memiliki "Kantor Perekam", hampir tidak bisa untuk membuktikan hak kepemilikan atas properti. Bila sekelompok orang yang berada di lokasi seperti itu bisa memanfaatkan blockchain, garis waktu kepemilikan properti yang transparan dan jelas bisa dibuat.


Kontrak Cerdas

Sebuah kontrak yang cerdas ialah kode komputer yang bisa dirancang ke blockchain supaya memfasilitasi, memverifikasi, atau menegosiasikan perjanjian kontrak. Kontrak pintar bekerja di bawah serangkaian kondisi yang disetujui pemakai. Saat kondisi itu terpenuhi, berarti persyaratan perjanjian otomatis dijalankan.


Contoh, calon pengontrak ingin mengontrak apartemen memakai kontrak pintar. Yang punya apartemen setuju untuk memberikan pengontrak kode pintu apartemen segera sesudah pengontrak memberi uang jaminan. Baik pengontrak dan pemilik dapat memberikan bagian masing-masing dari kesepakatan ke kontrak pintar, yang akan menyimpan dan dengan otomatis menukar kode pintu dengan uang jaminan pada tanggal sewa dimulai. Bila pemilik tidak menyerahkan kode pintu saat tanggal sewa, kontrak pintar mengembalikan uang jaminan. Ini bisa menyingkirkan biaya dan proses yang biasanya terkait dengan pemakaiyan notaris, mediator pihak ketiga, atau atribusi.


Rantai Pasokan

Sebagaimana pada contoh IBM Food Trust, pemasok bisa memakai blockchain sebagai pencatat asal-usul bahan yang suda mereka beli. Ini dapat membuat perusahaan dapat memverifikasi keaslian produk mereka, bersamaan dengan label umum seperti "Organik", "Lokal", dan "Perdagangan yang Adil".

Seperti dilansir Forbes, industri makanan semakin mengadopsi pemakayan blockchain guna melacak perjalanan dan keamanan makanan di sepanjang perjalanan (farm-to-user).


Pemungutan suara

Seperti yang dikatakan, blockchain bisa dirancang guna memfasilitasi sistem pemungutan suara modern. Voting dengan blockchain memberi potensi guna menyingkirkan kebohongan pemilu dan meningkatkan partisipasi pemilih, sebagaimana yang diuji pada pemilu paruh waktu November 2018 di West Virginia. Memakai blockchain bersama cara ini bisa menciptakan pemungutan suara menjadi tidak mungkin untuk dirusak. Protokol blockchain juga pasti menjaga transparansi disaat proses pemilihan, mengurangi pekerja yang dibutuhkan saat melaksanakan pemilihan dan menunjukan hasil yang hampir instan untuk pejabat. Ini bisa menyingkirkan keharusan dalam penghitungan ulang atau kekhawatiran nyata bahwa kecurangan bisa mengancam pemilu.


Keuntungan dan Kerugian pada Blockchain
Atas segala kerumitannya, kelebihan blockchain menjadi alat pencatatan terdesentralisasi hampir tiada batas. 


Mulai dari privasi pemakai yang semakin besar dan keamanan yang diperkuat sapai biaya pemrosesan yang semakin kecil dan semakin mengurangi kesalahan, teknologi blockchain bisa saja menyaksikan aplikasi yang diuraikan di atas. 


Namun ada juga sebagian kekurangannya :

• Pro

  1. Akurasi terus maksimalkan dengan menghapus keterkaitan manusia saat verifikasi
  2. Pengurangan biaya dengan menyingkirkan verifikasi pihak ketiga
  3. Desentralisasi menjadikanya lebih sulit untuk dirubah rubah
  4. Transaksi aman, pribadi, dan efisien
  5. Teknologi transparan
  6. Menyajikan alternatif perbankan dan cara supaya mengamankan informasi pribadi untuk warga negara dengan pemerintahan yang tidak stabil atau terbelakang

• Kontra

  1. Biaya teknologi yang signifikan menyangkut pada penambangan bitcoin
  2. Transaksi kecil per detik
  3. Sejarah pemakaiyan pada aktivitas ilegal
  4. Peraturan

Ini adalah nilai jual blockchain sebagi bisnis yang hadir di pasaran saat ini dengan lebih detail.


Keuntungan dari Blockchain

Akurasi Rantai

Transaksi pada jaringan blockchain direstui oleh jaringan ribuan komputer. Ini menyingkirkan hampir seluruh keterlibatan manusia pada proses verifikasi, yang menjadikan kurangnya keteledoran manusia dan pencatatan informasi yang akurat. Bahkan bila komputer pada jaringan melakukan kesalahan komputasi, kesalahan hanya akan terjadi dalam satu salinan blockchain. Supaya kesalahan itu menyebar pada semua blockchain, mesti dikerjakan oleh setidaknya 51% komputer jaringan — hampir tidak mungkin dengan jaringan besar dan berkembang seukuran Bitcoin.


Pengurangan Biaya

Biasanya, pelanggan membayar bank dalam memverifikasi transaksi, notaris yang menandatangani dokumen, atau menteri ketika melaksanakan perkawinan. Blockchain menyingkirkan kepentingan dalam verifikasi pihak ketiga dan, bersama itu, biaya terkait mereka. Pemilik bisnis debebankan sedikit biaya setiap kali mereka mendapatkan penyetoran memakai kartu kredit, contohnya, karena bank dan perusahaan pemroses penyetoran harus memproses transaksi itu. Bitcoin, di sisi lain, tidak mempunyai otoritas pusat dan mempunyai biaya transaksi yang terbatas.

Desentralisasi

Blockchain tidak menyimpan informasinya di lokasi pusat. Tetapi, blockchain disalin dan disebarkan ke semua jaringan komputer. Ketika blok baru ditambahkan ke blockchain, semua komputer di jaringan memperbarui blockchainnya supaya mencerminkan perubahan yang terjadi. Karna menyampaikan informasi itu ke semua jaringan, daripada menyimpannya pada satu database pusat, blockchain menjadi tidak mudah untuk dirusak. Bila salinan blockchain berada pada peretas, itu hanya satu salinan informasi, tidak semua jaringan, yang akan didiskusikan.


Transaksi Efisien

Transaksi yang terjadi melewati otoritas pusat bisa menghabiskan waktu sampai beberapa hari hingga selesai. Bila kita melakukan penyetoran cek pada Jumat malam, contoh, kita bisa jadi tidak benar-benar menyaksikan dana di rekening kita sampai Senin pagi. Sedangkan lembaga keuangan bekerja selama jam kerja, lima hari seminggu, blockchain bekerja 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, dan 365 hari setahun. Transaksi bisa dilakukan dalam waktu sepuluh menit dan bisa dianggap aman hanya dalam beberapa jam. Itu menjadi berguna pada perdagangan lintas batas , yang keseringan akan menyita waktu yang lama disebabkan masalah zona waktu dan fakta bahwa seluruh pihak mesti mengonfirmasi pemrosesan pembayaran.


Transaksi Pribadi

Banyak jaringan blockchain berkeja menjadi basis data publik, berarti siapa saja yang mempunyai koneksi internet bisa menyaksikan daftar riwayat transaksi jaringan. Waloupun pemakai bisa mengakses detail mengenai transaksi, mereka tidak bisa mengakses informasi pengenal mengenai pemakai yang mengerjakan transaksi tersebut. Itu ialah kesalah pahaman umum mengenai jaringan blockchain sebagaimana bitcoin bersifat anonim, kenyataan sebenarnya itu hanyalah vripasi.


Artinya, disaat pemakai mengerjakan transaksi publik, kode unik mereka yang disebut kunci publik , dicatat di blockchain, bukan informasi pribadi mereka. Bila ada yang sudah melaksanakan pembelian Bitcoin pada bursa yang membutuhkan identifikasi, maka identitas orang tersebut akan sematkan ke alamat blockchain mereka, namun suatu transaksi, bahkan saat dikaitkan dengan nama seseorang, maka tidak mengungkapkan informasi pribadi siapa pun.


Transaksi Aman

Sesudah transaksi dicatat, keasliannya mesti diverifikasi oleh jaringan blockchain. Ribuan komputer di blockchain segera untuk mengonfirmasi sesungguhnya detail transaksi sudah betul. Sesudah komputer memvalidasi transaksi, itu dimasukan ke blok blockchain. Semua blok di blockchain berisi hash uniknya sendiri, bersama dengan hash unik dari blok sebelumnya. Disaat informasi dalam sebuah blok dirubah mengunakan cara apapun, kode hash blok itu berubah — tetapi, kode hash untuk blok selanjutnya tidak. Ketidaksamaan itu  menjadikan informasi di blockchain sangat sulit diubah tanpa pemberitahuan.


Transparansi

Kebanyakan blockchain sepenuhnya adalah perangkat lunak sumber terbuka. Ini mengartikan bila semua orang dan semua orang bisa mengetahui kodenya. Ini akan memberi auditor keahlian untuk melihat cryptocurrency seperti Bitcoin untuk keamanan. Ini juga berarti teryata tidak punya otoritas nyata mengenai siapa yang mengendalikan kode Bitcoin atau seperti apa kode itu diubah. Oleh itu, siapa saja bisa mengajukan perubahan atau peningkatan pada sistem. Bila mayoritas pengguna jaringan setuju dengan versi baru melalui kode dengan peningkatan itu bagus dan bermanfaat, maka Bitcoin bisa diperbarui.


Perbankan yang Tidak mempunyai rekening bank

Bisa menjadi aspek sangat mendalam dari blockchain dan Bitcoin ialah keahlian siapa saja, terbebas dari etnis, jenis kelamin, atau latar belakang budaya, untuk menggunakannya. Menurut bank dunia, ada hampir 2 miliar orang dewasa yang tidak mempunyai rekening bank atau sarana apa saja untuk menyimpan dana atau kekayaan mereka.  Hampir seluruh individu itu berada pada negara berkembang yang ekonominya berada pada tahap awal dan sepenuhnya bergantung pada uang tunai.


Orang-orang itu selalu mendapatkan sedikit uang yang diberikan berbentuk tunai fisik. Orang-orang lalu butuh menyimpan uang fisik ini di tempat tersembunyi di rumah atau tempat tinggal mereka membuat mereka dijadikan target perampokan atau kekerasan yang tidak perlu. Kunci dompet bitcoin bisa disimpan di selembar kertas, ponsel murah, atau mungkin dihafal bila dibutuhkan. Untuk kebanyakan orang, beberapa pilihan itu jauh lebih gampang disembunyikan daripada setumpuk kecil uang tunai di bawah kasur.


Blockchain masa depan juga mencari pemecahan masalah agar tidak sekedar menjadi unit akun sebagai penyimpanan kekayaan, namun bisa untuk menyimpan catatan medis, hak milik, dan berbagai kontrak hukum lainnya.


Kekurangan dari Blockchain

Walaupun memiliki kelebihan signifikan dalam blockchain, terdapat tantangan signifikan dalam penerapanya. Halangan pada pelaksanaan teknologi blockchain saat ini bukan hanya bersifat teknis. Tantangan sesungguhnya ialah politik dan peraturan, sebagian besar, belum lagi ribuan jam (baca: uang) desain perangkat lunak khusus dan pemrograman back-end yang dibutuhkan untuk mengintegrasikan blockchain ke jaringan bisnis disaat ini. Berikut ialah sebagian tantangan yang menghambat penerapan blockchain secara luas.


Biaya Teknologi

Meskipun blockchain bisa menghemat dana pemakai sebagai biaya transaksi, teknologinya jauh dari kata gratis. Sistem "bukti kerja" yang dipakai bitcoin untuk memvalidasi transaksi, contohnya, pengunaan daya komputasi dalam jumlah besar. Pada dunia nyata, kekuatan dari jutaan komputer pada jaringan bitcoin hampir menyamai apa yang dikonsumsi Denmark setiap tahun . Dengan asumsi biaya listrik $ 0,03 ~ $ 0,05 per kilowatt-hour, biaya penambangan belum termasuk biaya perangkat keras yaitu sekitar $ 5.000 ~ $ 7.000 per koin.10


Terbebas dari biaya penambangan bitcoin, pemakai terus menambah tagihan listrik mereka untuk memvalidasi transaksi di blockchain. Itu disebabkan saat penambang menambahkan blok pada blockchain bitcoin, mereka mendapatkan imbalan mengunakan bitcoin yang cukup untuk membuat waktu dan energi mereka berharga. Tetapi, menyangkut dengan blockchain yang tidak menggunakan cryptocurrency, penambang mesti dibayar atau diberi insentif untuk memvalidasi transaksi.


Beberapa solusi atas masalah itu mulai muncul. Contohnya, penambangan bitcoin sudah mengandalkan untuk memakai energi surya, keunggulan gas alam dari situs fracking, atau tenaga dari ladang angin.


Inefisiensi Kecepatan

Bitcoin ialah studi kasus yang sempurna untuk kemungkinan inefisiensi blockchain. Sistem "bukti kerja" Bitcoin memakan waktu antara sepuluh menit untuk menambahkan blok baru ke blockchain. Dalam tingkat itu, diperkirakan jaringan blockchain hanya bisa mengelola antara tujuh transaksi per detik (TPS). Waloupun cryptocurrency lain seperti Ethereum memiliki kinerja lebih bagus dibanding bitcoin, mereka masih dibatasi oleh blockchain. Visa merek lama, sebagai konteksnya, dapat memproses 24.000 TPS.


Solusi atas persoalan ini telah dirancang selama bertahun-tahun. Sekarang ini ada blockchain yang menawarkan lebih dari 30.000 transaksi per detik.


Aktivitas Ilegal

Disaat kerahasiaan dalam jaringan blockchain menjaga pengguna dari peretasan dan melindungi privasi, itu bisa memungkinkan menjadi perdagangan dan aktivitas ilegal pada jaringan blockchain. Minsal, blockchain yang sangat sering diambil yang digunakan sebagai transaksi terlarang bisa jadi adalah Silk Road , pasar obat "web gelap" online yang beroperasi dari Februari 2011 hingga Oktober 2013 saat ditutup oleh FBI.


Situs web itu memungkinkan penguna bisa berselancar di situs web tersebut tanpa terdeteksi memakai browser Tor dan melaksanakan transaksi ilegal mengunakan Bitcoin atau mata uang kripto lainnya. Peraturan AS saat ini mewajibkan penyedia layanan keuangan agar bisa memiliki informasi mengenai konsumen mereka disaat mereka membuka akun, memverifikasi identitas setiap pelanggan, dan mengonfirmasi bahwa pelanggan tidak muncul di daftar organisasi teroris yang diketahui atau dicurigai. Sistem ini bisa dilihat memiliki pro dan kontra. Ini memberi siapa saja akses ke akun keuangan namun juga menjadikan penjahat supaya lebih gampang bertransaksi. Banyak yang berpikir bahwa pemakaiyan crypto yang benar, sama layaknya perbankan dunia yang tidak mempunyai rekening bank, lebih banyak dibandingkan pemakaiyan cryptocurrency yang buruk, terutama disaat sebagian besar kegiatan ilegal masih dikerjakan mengunakan uang tunai yang tidak bisa dilacak.


Peraturan

Banyak orang pada ruang crypto sudah mengutarakan keprihatinan mengenai peraturan pemerintah terhadap cryptocurrency. Walaupun semakin susah dan hampir tidak bisa untuk mengakhiri sesuatu seperti Bitcoin sebab jaringan desentralisasinya bertumbuh, pemerintah secara teoritis bisa menyatakanya ilegal terhadap kepemilikan cryptocurrency atau berpartisipasi dalam jaringan tersebut.


Seiring waktu, kegelisahan itu menjadi rendah sebab perusahaan besar seperti PayPal mulai memberi ijin memiliki dan pemakaiyan cryptocurrency di platformnya.


Apa berikutnya bagi Blockchain?

Pertama kali diusulkan menjadi proyek penelitian pada tahun 1991,  blockchain dengan nyaman menetap di akhir usia dua puluhan. Selayaknya kebanyakan milenial di usianya, blockchain kini  telah menjadi perbincangan publik selama dua dekade terakhir, dengan bisnis di berbagai dunia berspekulasi mengenai apa yang bisa dikerjakan oleh teknologi dan ke mana tujuannya di tahun-tahun berikutnya.


Bersamaan maraknya aplikasi praktis untuk teknologi yang ahirnya diimplementasikan dan dieksplorasi, blockchain kini membuat namanya dikenal pada usianya ke dua puluh tujuh tahun, sebagian besar disebabkan bitcoin dan cryptocurrency. Sebagai kata kunci yang di ucapkan semua investor di negara ini, blockchain menciptakan operasi bisnis dan pemerintah lebih akurat, efisien, aman, dan murah mengunakan lebih sedikit perantara.


Disaat ini saya sedang bersiap untuk menyelami dekade ketiga blockchain, itu sudah tidak lagi mempertanyaan mengenai "jika" perusahaan lama bisa memahami teknologi — akan tetapi ini adalah pertanyaan mengenai "kapan". https://www.haris.eu.org/

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url